JAKARTA [DP] — Derasnya air hujan bisa menghalangi pandangan saat berkendara. Ekstra konsentrasi sangat dibutuhkan. Lalu, bagaimana harus mengkondisikannya? Berikut tips dari Rifat Sungkar.

Teknis

Daya pandang atau visibilitas berkendara saat hujan lebih buruk daripada di waktu cerah. Oleh sebab itu visbilitas yang baik dapat dicapai dengan:

1. Kaca. Kondisi kaca mobil harus dijaga, mengingat musim hujan memudahkan kaca mobil menjadi berjamur. Bawalah ke tempat poles kaca, terutama untuk kaca depan. Jika dipoles sendiri, dapat beresiko menyebabkan kerusakan seperti ‘pecah rambut’ dan menyebabkan kaca menjadi terlihat tidak jernih

2. Wiper. Rifat memperingatkan bahwa setiap mobil baru tidak memiliki wiper dengan kondisi baik. Perhatikan kualitas karet wiper, kondisi cuaca menentukan umur dari karet wiper itu sendiri. Umur wiper untuk mobil yang biasa diparkir di dalam garasi sudah pasti lebih lama dibandingkan dengan mobil yang biasa diparkir di luar ruangan yang terekspos teriknya matahari. Jika sering terekspos terik matahari, karet wiper akan mudah menjadi pecah-pecah sehingga tidak dapat menyapu air dengan baik.

3. Air Wiper. Pengaturan arah semburan air wiper agar tepat jatuh di titik mata pengemudi. Bagi tipe semprotan air wiper dua titik, arah semburan bisa diatur menggunakan peniti atau jarum. Untuk semprotan air wiper bertipe bias tidak perlu disesuaikan.

4. AC. Untuk AC, Rifat menganjurkan untuk disesuaikan pada suhu 23-250C saat hujan, untuk mencegah kaca samping kendaraan berembun.

5. Lampu. Khusus ketika berkendara saat hujan di malam hari, arah cahaya lampu depan kendaraan perlu diperhatikan. Salah jika menganggap bahwa semakin tinggi arah cahaya lampu maka akan semakin baik. Semakin tinggi arah lampu kendaraan maka refleksi cahaya lampu dari air hujan akan semakin menghalangi pandangan. Arah cahaya lampu idealnya dibuat sejajar dengan kendaraan.

6. Tekanan udara ban. Tekanan udara ideal untuk ban saat tidak hujan sama dengan ketika hujan sesuai rekomendasi pabrikan. Jika tekanan udara dikurangi atau ditambah akan meningkatkan resiko terjadinya aquaplaning (kondisi d imana permukaan ban kendaraan tidak menyentuh permukaan lintasan akibat genangan air).

Non-Teknis

“Berkendara saat hujan berpotensi mengalami banyak kejadian-kejadian mengagetkan, dan hal itu dapat menjadi lebih berbahaya kalau reaksi kita juga mengagetkan. Sering kali kejadian yang dialami tidak mengagetkan, namun karena panik, reaksinya menjadi mengagetkan, misalnya menginjak rem dua kali lebih dalam,” katanya.

Rifat menganjurkan, sebelum bereaksi, lebih baik angkat gas terlebih dahulu baru setelah itu menginjak rem atau belok. Jika sedang melintasi genangan air atau mengalami aquaplaning pada salah satu ban atau lebih, menurut Rifat hindarilah menginjak rem, angkat gas dan biarkan melewati genangan sampai grip pada ban menapak permukaan baru menginjak rem.

Mengenai jarak, Rifat mengingatkan agar tidak terlalu dekat dengan mobil di depan Anda. “Bukan hanya karena reaksi, tetapi karena permukaan yang licin, kendaraan perlu waktu dan jarak lebih banyak untuk berhenti,” jelas Rifat. [dp — Rifat Sungkar]

Sumber : DapurPacu.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *